====Social Media :Facebook : : https://www.instagram.com/syariph_95/?hl=idTerima Islam menorehkan banyak peristiwa dan sejarah. Oleh karena itu, banyak juga ilmu – ilmu yang menurun hingga zaman sekarang yang bersumber pada zaman dahulu. Al-Quran merupakan contoh dari ilmu yang digunakan sampai sekarang. Alquran adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari Al Quran tentunya dengan tafsir yang benar sehingga makna dari Al Quran tersebut jelas. Dari banyaknya Ilmu yang disampaikan dalam Al Quran serta ilmu – ilmu lain yang diajarkan oleh Nabi, Sahabat, Khalifah dan lainnya, semua ilmu tersebut perlu kita saring. Kiranya mana saja yang layak kita pelajari dalam kehidupan kedepannya dan kita terapkan di zaman ini. Nah, untuk memperluas ilmu, disini kita membahas tentang cabang-cabang ilmu agama atau macam–macam ilmu agama Fan Ilmu Agama. Apa Itu Fan Ilmu Agama? Dalam Agama Islam banyak sekali ilmu – ilmu yang dapat kita pelajari terutama dalam Kitab Al Quran. Ada banyak juga ajaran dari leluhur kita di zaman kejayaan Islam. Dari itu kita perlu untuk menyaringnya, memilih dan memilah mana saja ilmu yang layak kita pelajari. Dalam fan/cabang-cabang ilmu agama terdapat fan yang perlu kita pelajari dalam kehidupan. Macam – macam Fan Ilmu Berikut adalah ilmu-ilmu yang wajib kita pelajari yaitu sebagai berikut. Ilmu Aqidah/ Ilmu Tauhid Ilmu tauhid adalah ilmu yang belajar tentang sifat – sifat Allah SWT, dan sifat para utusannya. Sifat-sifat tersebut terdiri dari sifat jaiz, sifat yang mustahil, dan sifat wajib. Ilmu ini dapat menerangkan suatu hal yang dapat masuk akal untuk dijadikan bukti atas dalil agar dapat didengar tanpa ada keraguan hati. Ilmu Al Quran Secara etimologi, Ulumul Quran berasal dari dua kata yang pertama yaitu ulum yang berarti jamak dari kata ilmu, menjadi ilmu-ilmu Al Quran. Jadi Ulumul Quran yaitu kumpulan – kumpulan ilmu yang ada pada Al Quran, dengan demikian ilmu tafsir, ilmu qira’at asbabun nuzul dan lainnya adalah termasuk Ulumul Quran. Ilmu Akhlaq Ilmu Akhlak adalah ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Ilmu ini mempelajari tingkah laku, sopan santun manusia dalam pergaulan sehari hari ataupun kepada pencipta-Nya. Dalam berkehidupan kita tidak boleh bertingkah laku sesuka hati kita atau seenaknya saja, dalam ilmu ini kita mempelajari bagaimana kita bertingkah laku sebagaimana peraturan yang ada baik secara ilmu agama ataupun dalam peraturan dimana kita berada. Ilmu Hadist Secara terminologi Hadist adalah segala perkataan dan segala perbuatan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan secara Bahasa Hadist adalah perkataan, percakapan dan perbuatan. Kita layak mempelajari ini karena Hadist ini adalah perkataan dan perbuatan nabi dan kita patut untuk mencontohnya dalam kehidupan sehari – hari. Ilmu Ushul Fiqh Ilmu Fiqh adalah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum Allah SWT yang berhubungan dengan segala perbuatan baik wajib, sunnah, haram, mubah, makruh yang tentunya dengan dalil – dalil yang shahih atau benar. Ilmu Faraidh Faraidh merupakan bentuk jamak dari kata Faridhoh, diambil dari kata fardh yang artinya takdir atau ketentuan. Ilmu ini termasuk dalam ilmu fiqih yang mempelajari tentang hukum waris serta pembagian lengkapnya. Ilmu Tajwid Arti tajwid secara etimologi atau menurut bahasa yaitu memperindah sesuatu. Sementara itu, menurut istilah, tajwid yaitu mempelajari tentang kaidah dan tata cara membaca Al Quran dengan baik dan benar. Tujuan dari belajar ilmu tajwid ini untuk menjaga bacaan Al-Quran dari adanya kesalahan dan juga perubahan dalam membacanya, serta menjaga lisan dari kesalahan membaca Al Qur’an. Belajar Ilmu tajwid hukumnya Fardhu Kifayah sedangkan hukum membaca Al Quran dengan baik dan benar menurut kaidahnya hukumnya Fardhu Ain. Dan ada lagi pembagian atau macam-macam fan ilmu yaitu ilmu alat yang akan dijelaskan di bawah ini. Shorfun/Shorof Ilmu ini mempelajari tentang morfologi suatu kata dalam Bahasa arab. Perubahan dari bentuk ke bentuk lainnya yang menghasilkan perubahan makna yang dimaksud. Contoh dari Fi’il kata kerja Madhi menjadi Fi’il Mudhori, Masdar kata benda, Isim fa’il pelaku, isim maf’ul kata benda objek dan lainnya. Nahwu Ilmu Nahwu ini mempelajari tentang gramatikal pada Bahasa arab bagaimana status jabatan sebuah kata kalimah pada suatu kalimat kalam. Apakah dia menjadi fa’il pelaku/subjek, atau menjadi maf’ul objek atau menjadi jabatan lainnya. Khot Dalam Bahasa arab pun ada tata cara penulisan Bahasa arab yang terkandung dalam ilmu khot ini, dalam Bahasa Arab ada standar 7 jenis tulisan yaitu Naskhi, Farisi, Diwani jail, Diwani, Riq’ah, Tsulusi, Kufi. Arudl Arudl merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahar. Bagaimana suatu nadhm disusun dengan 16 bahar yang sudah ada. Bayan Ilmu ini lebih sulit daripada ilmu shorof, ilmu ini mempelajari tentang majas dan perumpamaan dalam bahasa arab. Seperti halnya ilmu shorof, ilmu bayan ini juga membahas satu kata yang tidak melihat hubungannya dengan kata lain. Ma’ani Hampir sama pada ilmu bayan, ilmu ini sama sukarnya. Ilmu ini mempelajari lebih ke penambahan makna yang muncul karena ada perubahan susunan dalam kalimat Bahasa arab. Ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimat saja, tapi melihat hubungan dengan kalimat bahasa arab yang lain juga. Qofiyatun Ilmu ini mempelajari dan membahas tentang mengatur bagaimana ujung satar awal harus sama dengan ujung satar tsani dalam satu bait. Satar adalah potongan suatu bait dalam satu nadhm. Syi’run Ilmu ini mempelajari serta membahas tentang bagaimana cara membuat syi’iran dalam Bahasa arab. Isytiqoqun Ilmu ini adalah pencetakan suatu lafadz dari lafadz yang lain. Sebenarnya Lafadz Allah – pun berasal dari kata ilahun setelah melalui berbagai perubahan, demikian juga dengan lafadz – lafadz lainnya. Insyaa’ Ilmu ini membahas dan mempelajari tentang bagaimana kita membuat kalimat Bahasa arab dengan baik dan benar. Biasanya Latihan dalam ilmu ini adalah dengan Menyusun urutan kata sembarang. Munadhoroh Ilmu ini adalah ilmu tentang argument. Saat kita beradu argumen, agar argument sesuai dengan aturan, maka dibuatlah ilmu ini. Lughoh Ilmu ini belajar tentang kosa kata dalam bahasa arab. Sepeti halnya vocabulary dalam Bahasa inggris. Ilmu Hikmah Ilmu hikmah adalah ilmu batin dengan metode zikir dan doa. Ilmu ini tentunya menurut akidah dan syariat Islam, yang ditujukan pada urusan dunia dan lain – lainnya. Nah itulah pengertian mengenai fan ilmu agama dan juga macam-macamnya. Mempelajari semua hal tersebut tidak perlu terburu-buru. Pelan tapi pasti, asal paham dengan benar, ilmu tersebut akan memberikan manfaat yang baik, baik dalam segi bahasa maupun kehidupan. Buat kamu yang ingin belajar lebih dalam tentang bahasa arab kamu bisa membaca artikel Kosa Kata Bahasa Arab Seputar Kamar Tidur
Sedangkansyahadat tidak akan sempurna jika seseorang tidak mengetahui ilmu tauhid. Oleh karenanya ilmu tauhid adalah ilmu paling penting menurut agama Islam. Catatan Kaki: [1] Yang dimaksud dengan amal mereka di sini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia, amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak

Panglima Santri Jawa Barat Jabar Uu Ruzhanul Ulum Santri Jawa Barat Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengaku geram dan terusik dengan adanya pernyataan terkait pondok pesantren ponpes yang dipandang sebagai produk dari orang-orang radikal. Justru menurutnya, ponpes sangat berjasa dalam melahirkan generasi yang mampu mengamalkan –sapaan akrabnya—mengungkapkan, radikalisme merupakan tindakan memaksakan pandangan maupun kehendak yang dilakukan oleh individu maupun kelompok tertentu, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Untuk itu, ia mengatakan sangat tidak tepat jika menyandingkan ponpes sebagai bentuk tindakan radikal.“Yang dinamakan radikal itu seseorang ataupun kelompok yang memaksakan kehendak maupun keinginan, yang bertentangan dengan agama dan dari agama. Menghalalkan segala cara, yang penting mereka berhasil tujuannya,” ujar Uu saat ditemui di Kabupaten Indramayu, Selasa 15/3/2022.“Saya sebagai kelompok pesantren, tersinggung dan tidak terima pesantren disebut produk orang radikal. Justru produk pesantren adalah orang-orang yang berjasa terhadap bangsa dan negara, terutama dalam implementasi Pancasila,” juga sangat tidak sepakat dengan pernyataan pendeta Saifuddin Ibrahim terkait 300 ayat Al Qur’an yang harus dihapus atau direvisi karena mengandung nilai-nilai radikalisme. Menurut Uu, umat muslim tidak memiliki kebebasan untuk menafsirkan sendiri ayat-ayat Al Qur’an.“Umat Islam saja tidak diberi kebebasan untuk menafsirkan sendiri, apalagi non muslim seperti pendeta,” menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an, kata Uu, tidak cukup dengan tekstual saja, tapi juga konteksnya pun harus dipahami dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Para ulama juga minimal harus paham 12 fan bidang ilmu agama Islam, yang membutuhkan waktu sedikitnya 12 tahun dalam mendalami dan memahaminya.“Untuk mempelajari 12 fan ilmu Islam itu di pesantren saya butuh 12 tahun. Dan selama 12 tahun itu tidak bisa dengan mandiri, harus ada sampingan ilmu yang lain,” sebut Uu.“Karena Al Qur'an adalah kitab suci yang sangat luar biasa, jadi orang yang menafsirkannya pun jangan orang yang biasa-biasa, harus orang yang luar biasa ilmu agamanya,” lanjut Uu berharap agar masyarakat di Jabar tidak terprovokasi pemberitaan di media terkait hal tersebut. Masyarakat juga diminta lebih kritis lagi dalam menerima informasi dan tidak mudah percaya pada penjelasan pendeta Saifuddin yang dinilainya sudah menyakiti hati muslim.“Tolong jangan menghina kitab suci kami, karena ini akan membuat luka hati umat mayoritas. Umat yang baik adalah umat yang menjaga agamanya sendiri. Menjaga agama sendiri bukan berarti harus menyerang agama yang lain,” tegas Uu.“Saya harap masyarakat jangan terjebak dengan statement itu, atau terkecoh dan mengiyakan apa yang disampaikan oleh pendeta tersebut. Kita tetap saja sebagai umat Islam, pegang apa yang disampaikan oleh para kiai dan ulama,” harapnya.Ter*

Anginlaut berhembus dari utara, gelombangnya bersaut-sautan siap menyambut para santri baru yang bersemangat dalam mencari ilmu. Tampak dari kejauhan berbondong-bondong mereka menuju ke PP. Al-Anwar 1. Setelah mereka menginjakkan kaki ke pondok ini, hal yang mereka lakukan pertama kali adalah menuju ke Kantor Harian PP. Al-Anwar 1.
Melanjutkan materi ke-02 tentang Fashahah, kita lanjut ke materi 03 Terjemah Jauhar Maknun - tentang Balaghah dan 3 fan ilmu, yakni Blog Santri Blogger - Melanjutkan materi ke-02 tentang Fashahah, kita lanjut ke materi 03 Terjemah Jauhar Maknun - tentang Balaghah dan 3 fan ilmu, yakni ilmu Ma'ani, ilmu Bayan dan ilmu Badi'. Pengertian Balaghah وَ جَعَلُوْا بَلَاغَةَ الْكَلَامِ طَبَاقَةً لِمُقْتَضَى الْمَقَامِ “Para ulama menjadikan sifat balāghatul kalām terhadap kalam yang cocok dengan muqtadhal maqām.” Balaghah seperti halnya Fashahah adalah sifat yang menempati maushuf yang disifati. Secara bahasa mempunyai arti keindahan. Sedangkan definisi balaghah secara Istilah berbeda menurut maushufnya yaitu Kalam dan Mutakallim. Seperti yang akan dijelaskan di bawah. 1. Balaghatul Kalam Seperti disebutkan pada bait diatas, yang disebut Balaghatul Kalam adalah cocoknya kalam fashih dengan Muqtadlal maqam. Jadi syarat kalam bisa disifati balaghah adalah sudah bersifat fashahah dan cocok dengan muqtadlal hal. Sehingga kalam yang telah bersifat balaghah disebut dengan Kalam Baligh Muqtadlal Maqam atau muqtadlal hal Muqtadlal Maqam terdiri dari dua kalimah kata yaitu muqtadla dan maqam/hal. Pengertian dari Muqtadla adalah ungkapan yang sesuai. Sedangkan maqam atau hal adalah kondisi yang menuntut sebuah pola ungkapan tertentu. Jadi maksud dari Muqtadlal maqam/muqtadlal hal adalah pola ungkapan yang sesuai dengan keadaan. Adapun contoh kalam yang baligh seperti1. Lafaz ألله غَفوْرٌ diucapkan kepada mukhatab kholi dzihni orang yang belum tahu akan adanya sebuah informasi.2. Lafaz إِنَّ اللهَ غَفوْرٌ diucapkan kepada orang yang ragu-ragu dengan adanya informasi, lebih baik menggunakan adat taukid إِنَّ. 3. Lafaz إِنَّ اللهَ غَفوْرٌ bagi mukhatab yang ingkar dengan adanya sebuah informasi, wajib menggunakan adat taukid dan ditambah dengan huruf taukid yang lain apabila dia benar-benar ingkar dengan informasi yang disampaikan, seperti إِنَّ اللهَ لَغَفُوْرٌ Pemberian taukid atau tidak pada sebuah kalam itu disebut Muqtadla. Sedangkan kondisi dari mukhatab disebut hal/maqam. 1. Balaghatul Mutakallim Pengertian balaghatul mutakallim adalah bakat dan kemampuan seseorang dalam menyusun kalam baligh untuk menyampaikan apa yang dia kehendaki. Kemampuan ini bersifat bawaan, jadi bukan karena kebetulan. Pengertian Ilmu Ma'ani, Bayan dan Badi' Pengertian Ilmu Maānī وَ حَافِظٌ تَأْدِيَةُ الْمَعَانِيْ عَنْ خَطَاءِ يُعْرِفُ بِالْمَعَانِيْ “Ilmu yang menjaga jangan sampai mutakallim itu salah di dalam menerangkan makna yang di luar makna yang dikehendaki, itu disebut Ilmu Maānī”. Jadi, Ilmu Maānī adalah ilmu untuk menjaga kesalahan berbicara. Pengertian Ilmu Bayan وَ مَا مِنَ التَّعْقِيْدِ فِي الْمَعْنَى يَقِي لَهُ الْبَيَانُ عِنْدَهُمْ قَدِ انْتَفِي “Ilmu untuk menjaga kalām ucapan dari taqīd yang berhubungan dengan makna taqīd Manāwī, itulah yang disebut Ilmu Bayān”. Jadi, Ilmu Bayān adalah ilmu untuk menjaga pembicaraan yang tidak mengarah kepada tujuannya. Pengertian Ilmu Badi' وَ مَا بِهِ وُجُوْهُ تَحْسِيْنِ الْكَلَامْ تُعْرَفُ يُدْعٰى بِالْبَدِيْعِ وَ السَّلَامْ “Ilmu untuk mengetahui cara-cara memperbaiki kalam atau ucapan, itulah yang disebut Ilmu Badī”. Jadi, Ilmu Badī adalah ilmu yang untuk menghias susunan kalimat agar menjadi indah. Silahkan dibagikan bila bermanfaat. Terima Kasih Keluarga Besar Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang, Jawa Tengah memperingati haul ke 2 KH. Maimoen alias Mbah Moen. Ulama kondang itu diketahui wafat pada 2019 lalu di Makkah, Arab Saudi. Pengasuh Pesantren Fadhlul Fadhlan, Fadlolan Musyaffa mengatakan, haul diperingati denan pembacaan Surat Yasin dan tahlilan,
Dalam dunia Pesantren, khususnya Pesantren Salaf bacaTradisional, keilmuan seseorang sudah bisa dikatakan mapan ketika dia sudah mempelajari 12 bidang ilmu. Memang satu pesantren dengan yang lainnya kadang berbeda dalam mendefinisikan 12 tersebut. Tapi, penulis mendapatkan satu sumber 12 fan ilmu itu yang dikemas dalam Bahar Basith penjelasan tentang jenis Bahar nanti menyusul D. Penulis sendiri mendapatkan Nadhm tersebut ketika mondok di Pondok Pesantren Al Hijrah Assalafiyah di Purwakarta. Nadhm tersebut adalah Shorfun Bayanun Ma’ani Nahwu Qofiyatun Syi’run Arudlun Isytiqoqun Khottun Insyaau Munadhoroh wa tsani asyruha Lughot tilkal ulumu laha adabul asmaau 1. Shorfun = Shorof Ilmu ini membahas tentang morfologi suatu kalimah kata dalam bahasa arab. Perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan ma’na yang dimaksud. Contoh dari Fi’il kata kerja Madli ke bentuk Fi’il Mudlori’, Mashdar kata benda, Isim Fa’il pelaku, Isim Maf’ul kata benda objek, dan lainnya. Kitab Panduan yang digunakan biasanya Matan Bina, Kailany, Fathul Khobirul Latif, Nadhm Maqshud, dan Lamiyatul Af’al. 2. Bayanun = Bayan Lebih sukar dari ilmu Shorof, ilmu ini membahas tentang majas dan perumpaman dalam bahasa arab. Seperti halnya ilmu Shorof, ilmu ini juga hanya membahas satu kalimah kata tanpa melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya dalam penggunaan lafadh Ashobi’ahum dalam ayatYaj’aluun Ashobi’ahum fi adzaanihim dalam surat Al Baqoroh. Kata ashobi’ahum tersebut tidak dima’nai sebagai “jari-jari mereka”, tapi dima’nai sebagai “ujung jari-jari mereka”. Karena gak mungkin toh memasukkan jari ke telinga, yang mungkin memasukkan ujungnya saja. Dalam ayat tersebut, ilmu Bayan menamainya dengan nama Majas, sering disebut termasuk bab min ithlaaqil kul wairodatil juz , yang disebutkan adalah bentuk keseluruhan jari-jari, tapi yang dimaksud adalah sebagian ujung jari-jari. 3. Ma’ani = Ma’ani Mirip dengan ilmu Bayan, ilmu ini juga terasa lebih sukar memang semuanya sukar D. Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi perubahan susunan kalimah bahasa arab. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya pembuangan Mubtada dari struktur Mubatada Khobar dalam bahasa arab. Salah satu ma’na yang timbul adalah untuk Memuliakan objek yang ditunjuk oleh Mubtada tersebut. 4. Nahwu = Nahwu Ilmu ini mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul Ulum wa Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah bapaknya. Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status jabatan kalimah kata dalam suatu kalam kalimat. Apakah dia menjadi Fa’il pelaku/subjek, Maf’ul objek, Na’at sifat, dan lainnya. Seperti halnya ilmu Ma’ani, ilmu ini otomatis membahas keterkaitan suatu kalimah dengan kalimah yang lainnya. Contohnya lafadh Ar Rohman pada bacaan basmalah adalah Na’at dari lafadh Jalalah Allah. 5. Qofiyatun = Qofiyah Fan ilmu ini mengatur bagaiman ujung satar awal harus sama dengan ujung satar tsani dalam suatu bait. Satar adalah potongan setengah bait dari suaatu nadhm. Misalnya kita punya suatu Nadhm Al Hamdulillahil ladzi qod waffaqo Lil ilmi khoiro kholqihi wa lit tuqo Dari bait di atas, satu satar adalah dari Al Hamdulillah sampai waffaqo. Yang saya contohkan adalah Bahar Rojaz dimana satar awal harus sama rimanya dengan satar Tsani. Tapi, di bahar yang lain ketentuan itu berbeda. 6. Syi’run = Syi’ir Ilmu ini membahas tentang bagaiman cara membuat suatu Syi’iran tentunya dalam bahasa arab. Penulis tidak bisa menctohkan karena belum pernah mengkaji ilmu ini. 7. Arudl = Arudl Nah, tadi kita sedikit menyinggung masalah bahar. Dalam ilmu inilah istilah Bahar itu dipelajari. Bagaimana suatu nadhm bisa disusun dengan menggunakan enam belas bahar yang sudah ada. Salah satu kitab yang penulis tahu adalah Mukhtashor Syafi. 8. Isytiqoqun = Isytiqoq Pencetakan suatu lafadh dari lafadh yang lain adalah objek kajian ilmu ini. Jika kita ingin tahu, sebenarnya lafadh Allah-pun dicetak dari lafadh Ilahun setelah melalui perubahan-perubahan. Demikian pula dengan lafadh-lafadh yang lain. 9. Khottun = Khot Tulisan bahasa arab pun ada tata cara penulisannya. Nah, tata cara penulisan tersebut menjadi kajian ilmu ini. Dalam bahasa arab ada standar tujuh jenis tulisan, yaitu Naskhi, Kufi, Tsulusi, Riq’ah, Diwani, Diwani Jali, dan Farisi. Kitab yang penulis tahu, belum ada yang membahas ilmu ini. 10. Insyaau = Insya Ilmu ini membahas bagaiman membuat suatu kalam kalimat yang benar dalam bahasa arab. Biasanya latihan ilmu ini adalah dengan menyusun kalam dari runtutan kalimah yang sembarang. 11. Munadhoroh = Munadhoroh Kadang kala kita perlu ber-Munadhoroh argumen dengan pendapat orang lain. Nah, supaya argumen yang diungkapkan sesuai dengan aturan, dibuatlah ilmu ini. 12. Lughot = Lughot Ilmu ini membahas tentang mufrodat kosa kata dalam bahasa Arab. Semisal vocabulary dalam bahasa Inggris. Nah, itulah versi 12 fan ilmu yang penulis dapat. Jika ada yang pernah mendengar versi yang lain, silakan ditulis di sini. Tidak hanya ilmu itu yang harus kita pelajari, masih banyak dan tidak akan bisa hitung jumlah ilmu yang harus kita pelajari khususnya di bidang agama Islam. Semoga Allah meng-Istiqomah-kan kita agar tetap setia menjadi Thoolibul Ilmi. Karena keutamaan yang Allah tawarkan sangatlah besar bagi orang pencari ilmu. Wallahu a’lam
Kini menjadi seorang da’i nampak begitu mudah, seolah tidak perlu lagi menguasai 12 fan/cabang ilmu agama yang hingga kini tetap dipelajari oleh santri di pondok pesantren. Boleh jadi, dengan bermodalkan potongan hadist yang tidak utuh “sampaikanlah walau satu ayat” menjadi landasan kuat sebagian kalangan untuk tampil genit di depan kamera.
Dalam dunia Pesantren, khususnya Pesantren Salaf bacaTradisional, keilmuan seseorang sudah bisa dikatakan mapan ketika dia sudah mempelajari 12 bidang ilmu. Memang satu pesantren dengan yang lainnya kadang berbeda dalam mendefinisikan 12 tersebut. Tapi, penulis mendapatkan satu sumber 12 fan ilmu itu yang dikemas dalam Bahar Basith penjelasan tentang jenis Bahar nanti menyusul 😀 . Penulis sendiri mendapatkan Nadhm tersebut ketika mondok di Pondok Pesantren Al Hijrah Assalafiyah di Purwakarta. Nadhm tersebut adalah Shorfun Bayanun Ma’ani Nahwu Qofiyatun Syi’run Arudlun Isytiqoqun Khottun Insyaau Munadhoroh wa tsani asyruha Lughot tilkal ulumu laha adabul asmaau 1. Shorfun = Shorof Ilmu ini membahas tentang morfologi suatu kalimah kata dalam bahasa arab. Perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan ma’na yang dimaksud. Contoh dari Fi’il kata kerja Madli ke bentuk Fi’il Mudlori’, Mashdar kata benda, Isim Fa’il pelaku, Isim Maf’ul kata benda objek, dan lainnya. Kitab Panduan yang digunakan biasanya Matan Bina, Kailany, Fathul Khobirul Latif, Nadhm Maqshud, dan Lamiyatul Af’al. 2. Bayanun = Bayan Lebih sukar dari ilmu Shorof, ilmu ini membahas tentang majas dan perumpaman dalam bahasa arab. Seperti halnya ilmu Shorof, ilmu ini juga hanya membahas satu kalimah kata tanpa melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya dalam penggunaan lafadh Ashobi’ahum dalam ayatYaj’aluun Ashobi’ahum fi adzaanihim dalam surat Al Baqoroh. Kata ashobi’ahum tersebut tidak dima’nai sebagai “jari-jari mereka”, tapi dima’nai sebagai “ujung jari-jari mereka”. Karena gak mungkin toh memasukkan jari ke telinga, yang mungkin memasukkan ujungnya saja. Dalam ayat tersebut, ilmu Bayan menamainya dengan nama Majas, sering disebut termasuk bab min ithlaaqil kul wairodatil juz , yang disebutkan adalah bentuk keseluruhan jari-jari, tapi yang dimaksud adalah sebagian ujung jari-jari. 3. Ma’ani = Ma’ani Mirip dengan ilmu Bayan, ilmu ini juga terasa lebih sukar memang semuanya sukar 😀 . Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi perubahan susunan kalimah bahasa arab. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya pembuangan Mubtada dari struktur Mubatada Khobar dalam bahasa arab. Salah satu ma’na yang timbul adalah untuk Memuliakan objek yang ditunjuk oleh Mubtada tersebut. 4. Nahwu = Nahwu Ilmu ini mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul Ulum wa Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah bapaknya. Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status jabatan kalimah kata dalam suatu kalam kalimat. Apakah dia menjadi Fa’il pelaku/subjek, Maf’ul objek, Na’at sifat, dan lainnya. Seperti halnya ilmu Ma’ani, ilmu ini otomatis membahas keterkaitan suatu kalimah dengan kalimah yang lainnya. Contohnya lafadh Ar Rohman pada bacaan basmalah adalah Na’at dari lafadh Jalalah Allah. 5. Qofiyatun = Qofiyah Fan ilmu ini mengatur bagaiman ujung satar awal harus sama dengan ujung satar tsani dalam suatu bait. Satar adalah potongan setengah bait dari suaatu nadhm. Misalnya kita punya suatu Nadhm Al Hamdulillahil ladzi qod waffaqo Lil ilmi khoiro kholqihi wa lit tuqo Dari bait di atas, satu satar adalah dari Al Hamdulillah sampai waffaqo. Yang saya contohkan adalah Bahar Rojaz dimana satar awal harus sama rimanya dengan satar Tsani. Tapi, di bahar yang lain ketentuan itu berbeda. 6. Syi’run = Syi’ir Ilmu ini membahas tentang bagaiman cara membuat suatu Syi’iran tentunya dalam bahasa arab. Penulis tidak bisa menctohkan karena belum pernah mengkaji ilmu ini. 7. Arudl = Arudl Nah, tadi kita sedikit menyinggung masalah bahar. Dalam ilmu inilah istilah Bahar itu dipelajari. Bagaimana suatu nadhm bisa disusun dengan menggunakan enam belas bahar yang sudah ada. Salah satu kitab yang penulis tahu adalah Mukhtashor Syafi. 8. Isytiqoqun = Isytiqoq Pencetakan suatu lafadh dari lafadh yang lain adalah objek kajian ilmu ini. Jika kita ingin tahu, sebenarnya lafadh Allah-pun dicetak dari lafadh Ilahun setelah melalui perubahan-perubahan. Demikian pula dengan lafadh-lafadh yang lain. 9. Khottun = Khot Tulisan bahasa arab pun ada tata cara penulisannya. Nah, tata cara penulisan tersebut menjadi kajian ilmu ini. Dalam bahasa arab ada standar tujuh jenis tulisan, yaitu Naskhi, Kufi, Tsulusi, Riq’ah, Diwani, Diwani Jali, dan Farisi. Kitab yang penulis tahu, belum ada yang membahas ilmu ini. 10. Insyaau = Insya Ilmu ini membahas bagaiman membuat suatu kalam kalimat yang benar dalam bahasa arab. Biasanya latihan ilmu ini adalah dengan menyusun kalam dari runtutan kalimah yang sembarang. 11. Munadhoroh = Munadhoroh Kadang kala kita perlu ber-Munadhoroh argumen dengan pendapat orang lain. Nah, supaya argumen yang diungkapkan sesuai dengan aturan, dibuatlah ilmu ini. 12. Lughot = Lughot Ilmu ini membahas tentang mufrodat kosa kata dalam bahasa Arab. Semisal vocabulary dalam bahasa Inggris. Nah, itulah versi 12 fan ilmu yang penulis dapat. Jika ada yang pernah mendengar versi yang lain, silakan ditulis di sini. Tidak hanya ilmu itu yang harus kita pelajari, masih banyak dan tidak akan bisa hitung jumlah ilmu yang harus kita pelajari khususnya di bidang agama Islam. Semoga Allah meng-Istiqomah-kan kita agar tetap setia menjadi Thoolibul Ilmi. Karena keutamaan yang Allah tawarkan sangatlah besar bagi orang pencari ilmu. Wallahu a’lam
Selainitu Ketua PBNU Said Aqil Siradj pmenyebut definisi santri bukan semata murid yang menimba ilmu di pesantren “Santri itu orang Islam yang beriman kepada Allah dan berakhal mulia mempunyai semangat membela Islam dan tanah air Said juga mengingatkan makna jihad dewasa ini Saat zaman merebut kemerdekaan, jihad dilakukan dengan melawan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Santri menurut KBBI berarti 1 orang yg mendalami agama Islam; 2 orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh orang yg saleh; 3Orang yang mendalami pengajiannya dalam agama islam dengan berguru ketempat yang jauh seperti pesantren dan lain sebagainya. Sumber Menurut Gus Mus "Santri adalah murid kiai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat yang tidak goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan," Sumber Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa santri adalah sebutan bagi seorang pelajar yang mengikuti pendidikan agama Islam di ponpes dan ditujukan bagi pelajar laki-laki. Sedangkan santriwati itu adalah kata yang ditujukan terhadap pelajar perempuan yang berada di ponpes. Biasanya para santri/santriwati menetap atau tinggal di ponpes tersebut hingga pendidikan mereka selesai. Kata santri memiliki dua makna, pertama orang yang mempelajari ilmu agama islam. Kedua orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh. Santriwan/wati hidup dan tinggal di lingkungan yang sama, dari berbagai macam latar belakang yang berbeda tetapi diperlakukan sama. Tinggal dan bersosialisasi dalam satu lingkungan diharapkan mereka dapat menjadi pribadi yang berakhlak mulia untuk kedepannya. Santriwan/wati juga mempelajari beragam pelajaran seperti siswa pada umumnya, yang membedakan adalah pada pelajaran keislaman seperti ilmu agama, fiqih dan lainnya. Para santri/wati mempelajari bidang-bidang ilmu tersebut lebih dalam dan jam pelajarannya juga lebih banyak dari siswa pada satu ciri khas santriwan/wati adalah berkepribadian mandiri. Karakter tersebut di tempah sejak mereka tiba di ponpes. Hidup mandiri tersebut di latih agar kedepannya para santri dapat melewati hidup dengan tidak bergantung pada orang lain dan dapat berdikari atau berdiri di atas kaki itu, santri juga di ajarkan arti kebersamaan di ponpes, misalnya saling berbagi makanan, tidur disatu tempat tidur yang sama, saling berbaris mengantri di jam-jam makan. Kebiasaan yang demikian nantinya diharapkan dapat membentuk kepribadian saling bahu-membahu terhadap orang juga belajar untuk hidup sederhana seperti makan dengan menu seadanya, berpakaian secukupnya, dan juga tidak membuang uang untuk hal-hal yang tidak berguna. Mental hidup sederhana juga dapat bermanfaat untuk para santriwan/wati agar bisa bertahan setelah selesai dari ponpes. Melimpahnya ilmu agama yang dipelajari santriwan/wati membuat mereka menjadi pribadi yang lebih religius. Peraturan bahkan metode pembelajaran di atur agar santri selalu ingat terhadap Rab nya atau santriwan/wati mempelajari pendidikan di ponpes untuk memperdalam ilmu agama agar lebih bermanfaat bagi masyarakat. Ketika kembali kelingkungan asalnya mereka di harapkan menjadi figur-figur yang memberikan warna keislaman yang rahmatan lil pendapat orang tentang santriwan/wati saat menjadi seorang santri "kita diajarkan banyak hal, salah satunya belajar bersyukur. Ditengah keadaan yang seadanya, baik dari segi makan, pakaian dan hal sederhana lain, seorang santri tetap menikmati hari-hari nya dengan bahagia, tanpa mengeluhkan keadaan yang bisa di bilang jauh dari kata cukup" tutur seorang yang dulunya pernah menjadi santri. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Semuasantri yang mengikuti ekstrakulikuler LTK (Lajnah Tahfidzul Kutub) di kumpulkan di aula PPMU BAKID, hal ini bertujuan untuk mengevaluasi hafalan – hafalan mereka di bulan sebelumnya. Menjelang Idul Adha, Ahad (10/12), pengurus menetapkan beberapa aturan tekait kunjungan santri putri. Sebagai satu diantara fan ilmu keislaman yang
SANTRIWAH-OEM COMUNITY Sabtu, 16 Juli 2011. ILMU NAHWU / SHARAF (ALAT) Lebih baik menghalangi kesalahan, daripada keliru menggunakan ro’yu, atau berupaya sungguh-sungguh memahami fan ilmu alat / shorof dahulu, Binanya ada 12. Wazan = Timbangan, Ukuran, Cetakan, Acuan, Referensi. Istilah yg dipakai dalam ilmu shorof untuk
Didalam buku ini terdapat banyak pesan yang memotivasi bagi santri dalam menimba ilmu di pondok pesantren. xii + 180 halaman; Peresensi : Tri Jazilatul Khasanah Rek : 846-502-4905 An. Badiatul Roziqin. Rek : 3066-01--6 An. Badiatul Roziqin. Become fan: Facebook. Twitter. Instagram. Hubungi Kami: SMS/Whatsapp: +6285292792235
ZfAm.
  • 26vti2z2ui.pages.dev/767
  • 26vti2z2ui.pages.dev/38
  • 26vti2z2ui.pages.dev/542
  • 26vti2z2ui.pages.dev/148
  • 26vti2z2ui.pages.dev/5
  • 26vti2z2ui.pages.dev/724
  • 26vti2z2ui.pages.dev/678
  • 26vti2z2ui.pages.dev/537
  • 26vti2z2ui.pages.dev/910
  • 26vti2z2ui.pages.dev/634
  • 26vti2z2ui.pages.dev/54
  • 26vti2z2ui.pages.dev/759
  • 26vti2z2ui.pages.dev/410
  • 26vti2z2ui.pages.dev/578
  • 26vti2z2ui.pages.dev/641
  • 12 fan ilmu santri